Artikel Kesehatan

Artikel Kesehatan (218)

Artikel Kesehatan, Artikel Sunat, Metode Sunat,  Sunat Konvensional, Sunat Laser, Sunat Cauter, Sunat Klamp, Sunat Stapler, Sunat Lem

Wabah corona benar-benar menimbulkan rasa takut luar biasa di kalangan masyarakat umum. Apalagi, menurut data Worldmeters, virus corona telah menyerang 209 negara dunia, dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai lebih dari 80 ribu jiwa. Ditambah lagi, cara penyebaran virus corona juga sangat mudah dan berlangsung masif. Hanya dengan kontak fisik biasa, seseorang dapat tertular virus corona.

Wabah coronavirus disease 2019 (COVID-19) menimbulkan ketakutan besar di kalangan masyarakat awam. Bahkan, rasa takut tersebut sering muncul secara ekstrem. Akibatnya, orang yang tengah batuk, bersin, atau demam kerap diasosiasikan dengan virus corona. Kondisi seperti itu terjadi karena ketidaktahuan masyarakat dalam membedakan gejala infeksi virus corona dengan flu biasa.

Saat pandemi virus Corona Covid-19 ini merebak, masyarakat berbondong-bondong mencari masker. Simak artikel ini selengkapnya untuk mengetahui cara bijak penggunaan masker ini.

Sejak merebaknya virus corona istilah Social Distancing dan Physical Distancing mulai viral. Simak artikel ini untuk penjelasan selengkapnya.

Dalam kondisi terjadinya wabah seperti saat ini, kita sangat dihimbau untuk tetap berada di rumah untuk mencegah tertular dan mengurangi penyebaran penyakit. Namun, ada kondisi kesehatan tertentu yang mengharuskan kita untuk mengunjungi fasilitas kesehatan. Salah satunya adalah ketika si kecil terpaksa harus di sunat karena kondisi Fimosis

Saat ini dunia sedang dihebohkan dengan kasus Novel Corona Virus yang sekarang lebih dikenal dengan COVID 19. Diakhir tahun 2019 Negara Cina mengumumkan adanya kasus serangan virus baru yang cukup mematikan di daerah Wuhan. Penyebaran cukup cepat seiring dengan mobilitas penduduk bumi.

Saat ini dunia sedang terserang wabah virus baru yang telah menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan ratusan korban jiwa. Virus ini pertama kali ditemukan di wilayah Wuhan Tiongkok yang diperkirakan berasal dari hewan seperti kekelawar. Penyebab wabah virus ini adalah corona virus jenis baru yang disebut Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV) termasuk dalam golongan virus yang sama dengan Severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East Respirtory Syndrome (MERS).

Praktik sunat umumnya dilakukan sedini mungkin saat usia anak masih kecil. Namun, tidak sedikit pria dewasa yang belum disunat. Hal ini berakitan dengan psikologis bebarapa anak yang penakut sehingga sunat tertunda sampai dewasa dan yang paling banyak berkaitan dengan keyakinan atau agama yang tidak mewajibkan seseorang untuk disunat, sehingga sunat dilakukan karena alasan kesehatan atau penyakit tertentu.

Saat masih kecil Ayah Bunda pasti sering mendengar beberapa orang menyarankan anaknya sunat di pagi hari. Katanya sunat di pagi hari membuat darah yang keluar tidak  banyak. Risiko terjadi perdarahan sangat rendah sehingga proses penyembuhan bisa berjalan dengan cepat.

Sunat sering diidentikkan dengan anak atau remaja. Padahal praktik ini bisa dilakukan juga pada bayi, bahkan orang dewasa. Kesadaran tentang manfaat sunat sudah dimiliki oleh masyarakat, meski beberapa orang dewasa takut dan malu untuk melakukannya.

Berkat kemajuan di dunia kesehatan dan teknologi, sunat sudah tidak lagi menjadi momok yang menakutkan—khususnya bagi anak-anak, seperti zaman dahulu. Tidak hanya sunat klasik yang melegenda, saat ini sudah dikenal beberapa metode baru sunat modern yang bisa dipilih seperti sunat electric couter ( laser), sunat lem, klamp, dan stapler.

Salah satu ketakutan terbesar dari anak-anak saat akan disunat adalah rasa sakitnya. Ada yang bilang sakitnya bisa bikin menangis. Lalu ada juga yang bilang kalau bisa pendarahan sampai darahnya habis. Akhirnya anak laki-laki jadi paranoid dan terus menundanya sampai dewasa.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi