Serba - serbi, Artikel Kesehatan, Artikel Sunat, Metode Sunat, Sunat Konvensional, Sunat Laser, Sunat Cauter, Sunat Klamp, Sunat Stapler, Sunat Lem
Ayah Bunda, pertengahan tahun seperti ini biasanya sudah mendekati liburan sekolah. Nah, buat sebagian orang, ini adalah waktu yang tepat untuk mulai merayu jagoan kecil untuk disunat, nih. Lebih mudah lagi kalau ternyata ia sendiri yang meminta untuk disunat. Artinya, Ayah Bunda sudah harus mulai mempersiapkannya dari sekarang, dari mulai biaya sunat hingga menemukan tempat yang tepat.
Khitan atau sunat adalah kewajiban bagi setiap pria muslim. Praktik ini telah dilakukan sejak turun temurun selama ribuan tahun, bahkan jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurut hadits dan Al Quran, tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Hal ini tercermin dalam surat An-Nahl ayat 123 yang berbunyi:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim, yaitu seseorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Sunat massal kerap menjadi salah satu cara perusahaan dalam mewujudkan kepedulian kepada masyarakat. Apalagi, tidak semua warga Medan punya kemampuan secara finansial untuk bisa menyunatkan anaknya. Hanya saja, pelaksanaan kegiatan sunatan massal Medan juga perlu persiapan matang. Tujuannya, biar aktivitas tersebut berjalan lancar dan maksimal.
Sunat memang teruji klinis memberi manfaat kesehatan yang besar. Hanya saja, pelaksanaan sunat atau khitan juga perlu dilakukan secara cermat. Jangan sampai ayah bunda mengkhitankan si kecil di sembarang tempat. Apalagi, sebuah tempat khitan yang tak dilakukan oleh tenaga medis. Bagi warga Medan, saat ini telah hadir klinik khitan Medan berkualitas yang dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman, yakni Sunat 123 Cabang Medan.
Di era serba sulit karena wabah corona seperti sekarang, masyarakat dan pemerintah harus melakukan kerjasama dalam melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan. Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah dengan berdiam diri di rumah dan meminimalkan aktivitas sosial atau berkerumun di tempat umum. Apalagi, saat ini pemerintah juga mendorong kegiatan belajar anak usia sekolah dilakukan dari jarak jauh.
Istilah Lockdown, karantina wilayah, dan PSBB saat pandemi virus corona ini masih kurang dipahami oleh masyarakat. Simak artikel ini untuk penjelasan selengkapnya.