Artikel Kesehatan, Artikel Sunat, Metode Sunat, Sunat Konvensional, Sunat Laser, Sunat Cauter, Sunat Klamp, Sunat Stapler, Sunat Lem
Sunat bayi menjadi tradisi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dibandingkan sunat ketika usia sekolah atau dewasa, sunat ketika bayi memiliki berbagai keuntungan. Salah satunya adalah risiko komplikasi yang minim dan luka sunat lebih cepat sembuh.
Hanya saja, pelaksanaan sunat ketika anak masih bayi tetap memunculkan pertanyaan besar bagi para orang tua. Salah satu pertanyaan tersebut adalah terkait perawatan setelah sunat. Banyak orang tua yang bingung antara memilih untuk mengenakan celana sunat bayi atau popok.
Sunat merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat muslim. Setiap laki-laki, baik anak-anak, remaja, hingga dewasa harus disunat. Sunat anak tidak mengecualikan kondisi setiap individu. Artinya, anak laki-laki normal maupun yang masuk kategori Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki kewajiban sunat.
Kontrol post sunat kerap disepelekan lantaran dianggap kurang begitu penting. Faktanya, kontrol setelah sunat dapat membantu proses pemulihan luka, terutama bagi anak bayi, anak kelebihan berat badan, dan pria dewasa. Selain itu, kontrol setelah sunat bisa meminimalisasi risiko yang mungkin timbul akibat perawatan kurang tepat, seperti luka kemerahan, luka terasa gatal, perdarahan ringan atau berat, tubuh demam, hingga luka bengkak. Berkat kontrol post khitan, Ayah Bunda dapat mengetahui cara mengatasi bengkak pasca sunat.
Sunat gemuk merupakan metode sunat yang dilakukan untuk anak kelebihan berat badan. Ada dua kondisi yang umum terjadi pada anak obesitas, yakni penis kecil dan penis normal tampak kecil karena tertutup lapisan lemak. Kondisi ini membuat prosedur khitan pada anak gemuk mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi daripada sunat biasa.
Pada dasarnya, sunat merupakan pilihan setiap orang. Namun, pria dianjurkan untuk melakukan sunat lantaran baik untuk kesehatan. Kemaluan yang belum sunat berisiko memicu sejumlah penyakit dan mengganggu fungsi seksual. Sunat dewasa dapat dilakukan dengan cara mengunjungi klinik khitan tepercaya. Umumnya, klinik sunat akan menawarkan sejumlah metode yang aman dilakukan pada orang dewasa.
Sunat merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap laki-laki dalam ajaran Agama Islam. Di waktu yang sama, sunat memiliki manfaat kesehatan yang besar sehingga banyak orang-orang nonmuslim yang turut melaksanakannya. Hanya saja, Ayah Bunda perlu cermat dan memastikan bahwa pelaksanaan sunat dilakukan oleh dokter profesional atau tenaga kesehatan berpengalaman, bukan orang biasa. Apalagi, ketika Ayah Bunda ingin menjalankan metode sunat gemuk.
Faktanya, tradisi sunat dewasa banyak dilakukan oleh masyarakat dunia, tidak terbatas hanya umat Islam. Manfaatnya untuk kesehatan juga sangat banyak, lho!
Dalam dunia kesehatan, sunat merupakan sebuah tindakan yang melibatkan pemotongan kulup (kulit pada ujung kepala penis). Biasanya, tindakan ini dilakukan pada usia anak-anak. Tetapi seiring berkembangnya pengetahuan serta teknologi, sunat juga mulai dilakukan oleh orang dewasa.
Sunat merupakan sebuah tindakan medis yang bertujuan untuk menghilangkan bagian kulup pada penis pria. Tujuannya, agar alat kelamin terlindungi dari berbagai risiko penyakit kelamin berbahaya seperti fimosis, HPV, bahkan HIV. Selama ini, praktik sunat erat dengan tradisi Islam.
Di Indonesia, sunat merupakan tradisi yang kental dengan nilai agama. Praktik ini biasanya dilakukan pada anak usia SD hingga menjelang SMP. Seiring berkembangnya zaman dan semakin meningkatnya kesadaran akan manfaat sunat, banyak yang mulai melakukan praktik ini sejak bayi atau ketika sudah beranjak dewasa.
Sunat atau khitan sendiri merupakan tindakan mengangkat kulit pada ujung penis (kulup). Tujuannya tentu saja, untuk mencegah penis terpapar risiko berbagai penyakit kelamin. Tanpa tindakan sunat, bagian kulup akan mudah kotor atau menjadi penyebab timbulnya penyakit seperti fimosis.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, metode khitan atau sunat yang digunakan semakin beragam. Sebagaimana yang kita tahu, sunat identik dengan kata “menyakitkan.” Hal ini membuat banyak anak kecil ketakutan dan enggan melakukan sunat.