Sunat merupakan sebuah tindakan medis yang bertujuan untuk menghilangkan bagian kulup pada penis pria. Tujuannya, agar alat kelamin terlindungi dari berbagai risiko penyakit kelamin berbahaya seperti fimosis, HPV, bahkan HIV. Selama ini, praktik sunat erat dengan tradisi Islam.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, metode khitan atau sunat yang digunakan semakin beragam. Sebagaimana yang kita tahu, sunat identik dengan kata “menyakitkan.” Hal ini membuat banyak anak kecil ketakutan dan enggan melakukan sunat.
Sunat merupakan prosedur menghilangkan kulup atau kulit yang berada pada ujung penis. Di Indonesia, sunat umumnya dilakukan ketika anak-anak masih berusia sekolah dasar karena proses penyembuhannya akan lebih mudah. Selain karena masalah tradisi dan kepercayaan (agama), banyak orang yang melakukan sunat atau sirkumsisi karena alasan kesehatan.
Berkat kecanggihan teknologi medis masa kini, metode sunat tidak lagi sebatas bedah konvensional yang butuh waktu lama untuk pulih. Beberapa sunat modern menjanjikan pengalaman minim trauma bagi anak, seperti tidak sakit, proses tindakan cepat, hingga luka yang cepat kering.
Seiring dengan semakin majunya teknologi kedokteran, metode yang digunakan untuk melakukan sunat atau sirkumsisi juga semakin beragam. Beberapa cara sunat sengaja didesain demi kenyamanan dan mengurangi rasa sakit. Salah satu metode sunat yang saat ini semakin populer di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta adalah sunat klamp.
Masyarakat Indonesia cukup banyak yang terbiasa menyunatkan anak saat masih berusia balita. World Health Organization (WHO) juga menyarankan kepada para orang tua untuk menyunat anak ketika masih berusia balita. Kebiasaan sunat pada usia balita seperti ini, cukup banyak dilakukan oleh masyarakat Kota Medan.
Di bulan Syawal 1441 H ini Sunat123 Cibitung mengadakan :
(26 Mei 2020 s/d 21 Juni 2020)
Souvenir Menarik (Tupperware & Remote Car)
Untuk Paket Sunat Stapler dan Paket Sunat Klamp
*Syarat dan ketentuan berlaku.