Berdasarkan berbagai penelitian, sunat memiliki sejumlah manfaat medis antara lain:
- Menurunkan risiko tertular penyakit seksual. Beberapa penyakit seksual seperti herpes, sifilis dan HPV bisa dihindari dengan melakukan sunat
- Mencegah fimosis. Fimosis sendiri merupakan kondisi medis di mana bagian kulup penis yang menyempit dan sulit ditarik, Ini bisa menyebabkan balanitis atau radang kepala penis
- Menurunkan risiko ISK (Infeksi Saluran Kemih). Orang yang mengalami masalah infeksi pada saluran kemih umumnya adalah mereka yang tidak menjalani prosedur sunat
- Menurunkan risiko kanker penis
- Menurunkan risiko kanker serviks bagi pasangan. Para wanita yang pasangannya sudah disunat cenderung lebih minim risiko terkena kanker serviks.
Perlu diketahui bahwa bagian ujung penis adalah tempat yang rentan menjadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur. Jika bagian kulup tidak dibuang, penumpukan kotoran akan membuat penis menjadi tidak bersih dan mudah terkena peradangan.
Metode Sunat Konvensional VS Klamp
Saat ini, ada banyak sekali pilihan metode sunat yang disediakan oleh klinik sunat. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun pada dasarnya, semua dirancang untuk kebutuhan yang berbeda-beda demi kenyamanan setiap pasien.
Bagi pasien yang ingin menjalani prosedur sirkumsisi karena alasan medis, sunat konvensional maupun klamp sama-sama bisa dipilih. Hanya saja tetap diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter terkait masalah kesehatan apa yang dialami oleh pasien. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas perbedaan kedua metode ini.
Metode Sunat Konvensional
Metode konvensional merupakan salah satu metode yang sudah lama digunakan untuk sirkumsisi. Metode ini dilakukan lewat proses bedah minor di mana bagian kulup akan digunting atau dipotong dengan menggunakan pisau bedah. Proses sunat dengan metode ini memakan waktu antara 30 menit sampai 1 jam.
Metode sunat konvensional cenderung minim risiko karena dilakukan dengan memakai perlengkapan medis steril dan bekas luka akan dijahit sehingga perdarahan bisa dikontrol. Perlu diketahui bahwa ada beberapa kontraindikasi di mana pasien tidak bisa disunat dengan metode ini antara lain pasien dengan penis mengalami deviasi (rotasi), bengkok atau pasien dengan gangguan perdarahan.
Metode Sunat Klamp
Sunat dengan metode klamp dilakukan dengan menggunakan sebuah alat berbentuk tabung bernama klamp yang dimasukkan ke kulup yang akan dipotong. Selanjutnya, dokter akan menjepit pengunci klamp-nya dan melepaskannya setelah kurang lebih 4 sampai 7 hari. Metode ini banyak dipilih karena minim perdarahan dan tidak menggunakan teknik penjahitan sehingga perawatannya lebih mudah. Serta proses sunat yang lebih singkat bekisar 10 menit sampai 15 menit.
Sama seperti sunat konvensional, sunat klamp juga punya kontraindikasi di mana ada pasien-pasien tertentu yang sebaiknya tidak disunat dengan metode ini. Anak yang hiperaktif tidak disarankan disunat dengan klamp.
Mana yang Lebih Baik, Sunat Konvensional VS Klamp?
Sebenarnya tidak ada satu metode sunat yang dianggap paling unggul dan paling sempurna. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang perlu Ayah Bunda lakukan untuk memilih metode sunat terbaik adalah mempertimbangkan kondisi fisik dan kesehatan anak.
Sunat 123 sebagai klinik sunat modern terbaik di Indonesia siap membantu Ayah Bunda menentukan metode sunat terbaik. Tidak hanya sunat konvensional dan klamp saja, kami juga menyediakan solusi sunat gemuk, sunat anak berkebutuhan khusus hingga sunat perbaikan. Konsultasikan kondisi medis yang anak Ayah Bunda miliki pada kami, biarkan kami yang mencarikan solusinya di Sunat 123.