Memiliki label sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta menawarkan fasilitas yang komplet. Kelengkapan tempat wisata, membuat banyak orang yang kerap memilih Jakarta sebagai tempat liburan. Menariknya lagi, ayah bunda bisa juga lho sekalian memanfaatkan momen liburan tersebut sekaligus sebagai kesempatan untuk mengajak sunat si kecil.

Libur sekolah anak kerap menjadi pilihan bagi para orang tua untuk mengajak anak berwisata ke berbagai tempat menarik. Namun, bagaimana kalau ayah bunda bisa memanfaatkan momen liburan tersebut untuk aktivitas yang lebih bermakna. Tidak hanya bertujuan untuk bertamasya, ayah bunda juga dapat sekaligus mengajak anak sunat. Dengan metode sunat modern, kedua aktivitas tersebut, bisa lho dilakukan secara bersamaan.

Di Indonesia, praktik sunat biasa dilakukan oleh masyarakat ketika berusia anak. Namun, pada beberapa kasus, ada pula sunat yang dilakukan ketika seseorang berusia dewasa. Sunat dewasa biasa dilakukan ketika seseorang menjadi mualaf, rasa takut yang berlebihan pada masa anak-anak sehingga sunat tertunda sampai usia dewasa, selain itu, praktik sunat dewasa juga biasa dilakukan ketika seseorang ingin melakukan upaya mencegah risiko penularan penyakit menular seksual.

Sunat 123 bukan hanya merupakan rumah sunat yang menyediakan solusi khitan aman dan nyaman untuk anak. Sebagai bentuk dedikasi dan rasa tanggung jawab terhadap orang-orang di sekitar, Sunat 123 kerap menyelenggarakan acara amal seperti sunat gratis untuk kaum dhuafa dan anak-anak yatim yang membutuhkan.

Sunat atau khitan merupakan salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan agama Islam. Kata khitan sendiri berasal dari bahasa Arab, kha-ta-na, yang artinya memotong, yaitu memotong kulup sampai kepala penis keluar dan menonjol.
Khitan sendiri bermula dari ajaran Nabi Ibrahim AS. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah juga disebutkan bahwa beliau berkhitan ketika usianya menginjak 80 tahun.

Sunat bayi menjadi tradisi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dibandingkan sunat ketika usia sekolah atau dewasa, sunat ketika bayi memiliki berbagai keuntungan. Salah satunya adalah risiko komplikasi yang minim dan luka sunat lebih cepat sembuh. 

Hanya saja, pelaksanaan sunat ketika anak masih bayi tetap memunculkan pertanyaan besar bagi para orang tua. Salah satu pertanyaan tersebut adalah terkait perawatan setelah sunat. Banyak orang tua yang bingung antara memilih untuk mengenakan celana sunat bayi atau popok.

 Istilah sunat gagal pasti menjadi mimpi buruk tersendiri bagi para orang tua. Meskipun terdengar menyeramkan, Ayah Bunda tidak perlu khawatir apabila mengalami hal ini. Ada banyak klinik yang menyediakan jasa perbaikan untuk memastikan bahwa tindakan khitan selanjutnya berhasil. Namun, sebelum membahas lanjut tentang tempat kita bisa melakukan sunat perbaikan, ada baiknya kita pelajari dulu tentang istilah khitan gagal.

 Beberapa waktu lalu, dunia hiburan diwarnai dengan berita anak kedua Raffi Ahmad, Rayyanza, yang dikhitan meskipun usianya baru 2 minggu. Selain karena popularitas orang tuanya, berita ini cukup mengundang pro dan kontra karena di Indonesia sunat saat bayi belum menjadi sesuatu yang cukup familiar.

Kebiasaan membedong bayi menjadi fenomena yang dipraktikkan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat percaya kalau tradisi tersebut bermanfaat besar bagi perkembangan bayi. Pemakaian selimut untuk membungkus tubuh bayi, tidak hanya mampu memberi rasa hangat. Tak hanya itu, banyak juga yang beranggapan kalau bedong bayi berguna biar kaki si kecil tidak bengkok.

Salah satu asumsi tentang manfaat sunat yang masih dipercaya masyarakat adalah khitan dapat membuat anak tumbuh besar dan tinggi dengan cepat. Selain fisik, hal ini biasanya didasarkan pada perubahan perilaku, seperti anak yang awalnya manja menjadi lebih mandiri dan terlihat dewasa setelah disunat. Benarkah?

Page 1 of 3

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi