Tentu saja hal tersebut hanya mitos belaka. Khitan atau sirkumsisi dalam dunia medis sama sekali tidak memengaruhi pertumbuhan fisik dan psikis seorang anak, keduanya memang tidak saling berhubungan karena kulup penis tidak menghasilkan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan badan seorang anak.
Adapun anggapan “setelah sunat, anak pasti akan lebih cepat dewasa” biasanya dilatarbelakangi oleh faktor usia anak pada saat menjalani prosesi khitan. Masyarakat Indonesia umumnya melakukan sunat saat usia SD, bahkan di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur tradisi sunat dilakukan pada masa anak memasuki kelas 6 atau masuk SMP (masa-masa menjelang pubertas). Jadi, sangat masuk akal jika setelah disunat, mereka akan terlihat lebih tinggi dan terlihat lebih dewasa karena memang sudah waktunya memasuki usia akil baligh.
Singkatnya, pertumbuhan berat dan tinggi badan tidak ada kaitannya dengan disunat atau tidak. Namun, ia lebih banyak dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang masuk ke tubuh, hormonal, olahraga, faktor keturunan, dan sebagainya.
Manfaat Sunat
Meski secara medis tidak ada hubungan antara sunat dengan pertumbuhan badan, seorang laki-laki (terutama muslim) sangat disarankan untuk menjalani prosedur ini karena manfaatnya yang sangat bagus untuk kesehatan, antara lain:
- Kebersihan Terjaga
Penis adalah organ vital yang mudah terkena infeksi jika kondisinya kotor. Nah, sunat bisa jadi salah satu cara untuk menjaga kebersihan penis. Dengan dikhitan, sisa-sisa kotoran dan smegma (zat putih lengket) yang sering menumpuk di lipatan kulup dan menyebabkan bau bisa lebih mudah dibersihkan. - Terhindar dari PMS
Penis yang disunat jelas lebih higienis dibandingkan yang tidak. Karena tidak ada kulup yang menutupi kepala penis, penis lebih mudah dibersihkan sehingga risiko terserang bakteri penyebab infeksi (termasuk infeksi menular seksual) dapat dihindari. - Menambah Kenikmatan dalam Bercinta
Manfaat sunat yang satu ini akan sangat dirasakan ketika anak laki-laki tumbuh dewasa. Kulup yang dibuang akan membuat tingkat kesensitifan penis berkurang karena sudah terbiasa tersentuh atau kena gesekan dengan celana dalam.
Nah, penis yang berkurang sensitivitasnya ini yang justru bermanfaat mencegah terjadinya ejakulasi dini dan disfungsi ereksi. Durasi berhubungan intim pun menjadi lebih lama dan nikmat.
Kapan Usia Paling Tepat untuk Sunat?
Sampai sekarang belum ada penelitian tentang usia paling ideal untuk seorang anak dilakukan sunat, namun pada beberapa kondisi sunat juga dianjurkan untuk segera dilakukan, yakni ketika seseorang mengalami:
- Fimosis
Kondisi ketika kulup tidak bisa ditarik ke belakang sehingga mengganggu aliran air seni saat BAK. Hal ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri dan pembengkakan kulup. Dapat terjadi pada bayi, anak, maupun dewasa dan berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih jika tidak ditangani segera. - Parafimosis
Kebalikan dari fimosis, parafimosis adalah kondisi di mana kulup yang ditarik ke pangkal tidak bisa dikembalikan ke posisi semula akibat terjerat di kepala penis. Ini berakubat kulit kulup membengkak, leher penis terjerat kulit, dan sangat sakit. - Balanoposthitis
Infeksi berulang pada kulit kulup (kepala penis) sehingga menyebabkan peradangan. Salah satu cara untuk mengobatinya adalah dengan berkhitan.
Nah, Ayah Bunda, jadi sudah tahu kan kalau pertumbuhan badan setelah disunat itu hanya mitos? Jika membutuhkan rujukan klinik khitan yang menggunakan metode dan peralatan modern, Sunat 123 bisa jadi pilihan yang tepat.
Selain menyediakan fasilitas yang lengkap dengan suasana yang menyenangkan, proses sunat di klinik kami juga ditangani oleh dokter-dokter profesional yang sudah berpengalaman di bidangnya. Untuk pertanyaan lain seputar layanan, klik di sini.