Sunatan Massal di Klinik, Tetap Bisa Dilakukan dengan Protokol Kesehatan

Artikel Kesehatan Tuesday, 04 May 2021 02:32
Rate this item
(0 votes)
Sunat 123 - Sunatan Massal Sunat 123 - Sunatan Massal

Setahun berjalannya pandemi Covid-9, kita sudah mulai beradaptasi dengan the new normal atau normal yang baru. Kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti resepsi pernikahan, perkumpulan ibadah, perkantoran, atau kegiatan olahraga sudah mulai diperbolehkan dengan kondisi khusus.

Kegiatan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak sering kali menimbulkan kehawatiran dari masarakat sekitar di mana acara tersebut diadakan. Untuk mengatasi kehawatiran ini kegiatan sunatan masal masih bisa diadakan dengan memindahkan acara tersebut di klinik sehingga masarakat atau lingkungannya tidak hawatir dengan keberadaan massa yang banyak. Meski masih banyak orang yang khawatir mengenai keamanan kegiatan ini, ternyata sunatan massal mungkin untuk dilakukan di masa pandemi ini.

Kelebihan Sunatan Massal

Di beberapa daerah, sunatan massal dilakukan bagi anak-anak dari kalangan menengah ke bawah. Dengan sunatan secara beramai-ramai, biaya bisa ditekan dan menjadi lebih murah. Tidak jarang juga, sunatan massal dilakukan secara gratis oleh institusi kesehatan atau yayasan yang peduli dengan anak-anak.

Namun begitu, sebenarnya sunatan massal tidak melulu berkaitan dengan biaya. Ada juga anak yang lebih memilih untuk mengikuti sunatan massal karena merasa lebih berani jika melakukannya beramai-ramai. Karena banyak teman, rasa cemas akan disunat akan sedikit berkurang dan bisa berbagi pengalaman nantinya.

Biasanya, anak-anak di daerah tertentu akan didata, lalu diminta mendaftar jika tertarik untuk mengikuti sunat massal. Kemudian, pada hari yang ditentukan, mereka semua datang dan dilayani oleh beberapa dokter dan tenaga kesehatan secara bergantian.

Nah, di masa pandemi ini, tentu saja kegiatan semacam itu perlu mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Seperti apa pelaksanaannya?

Wajib Test Rapid

Untuk memastikan kondisi kesehatan peserta sunat massal, panitia, serta pelayan kesehatan, semua yang hadir di acara diwajibkan untuk melakukan tes rapid. Ini untuk mencegah penularan virus terutama oleh mereka yang terjangkit tetapi tanpa gejala.

Tes rapid sendiri merupakan syarat minimum untuk berkegiatan di ruang publik saat ini. Terutama jika akan berkumpul dengan orang banyak. Saat ini, sudah banyak tes rapid dengan biaya terjangkau dengan hasil yang bisa diketahui dalam hitungan jam.  

Pemeriksaan ini merupakan sarat minimal yang ideal,  namun apabila kendala biaya pemeriksaan rapid bisa ditiadakan dengan melakukan anamnesa dan pemeriksaan yang kebih ketat. Misalnya peserta dan pengantar harus betul dalam kondisi sehat, tidak ada batuk, pilek, demam, mual, muntah, dan gejala lainnya. Tidak ada kontak dengan penderita covid dalam seminggu terakhir.

Memakai Atribut Kesehatan

Masker medis menjadi atribut wajib bagi peserta sunat. Panitia bisa menyediakan masker medis sekali pakai di area, mengingat bahwa pemakaian masker perlu diganti beberapa jam sekali. Selain itu, penyediaan masker ini juga bisa berguna bagi peserta yang ternyata salah menggunakan jenis masker.

Sementara untuk pelayan kesehatan seperti dokter dan suster yang membantu, Alat Pelindung Diri atau APD sudah menjadi standard operation procedure. Meski hasil tes rapid semua peserta dinyatakan negatif, penggunaan APD masih wajib bagi para tenaga kesehatan.

Screening suhu badan harus dilakukan kapada semua peserta sunatan dan pengantar, bahkan panitia dan bahkan tenaga medisnya, selain harus disediakan hand sanitizer di pintu masuk.

Dibagi Menjadi Beberapa Kelompok

Salah satu anjuran protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 adalah penerapan jarak fisik atau physical distancing. Jarak antar satu orang dengan orang lainnya adalah antara 1 – 2 meter.

Maka dari itu, sebaiknya peserta sunatan massal dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jadwal yang sudah ditentukan untuk menghindari kerumunan.

Misalnya saja, kelompok pertama terdiri dari 20 orang dan dijadwalkan pada pukul 07.00 – 10.00 WIB. Sementara kelompok kedua, terdiri dari 20 orang lagi dan harus datang pada jadwal berikutnya yaitu pukul 10.00 – 13.00 WIB. Dengan pembagian semacam itu, jarak fisik bisa semakin mungkin dilakukan.

Dianjurkan Langsung Pulang

Namanya anak-anak, mungkin saja masih punya semangat main atau mengobrol bahkan ketika baru saja disunat. Untuk hal ini, pendamping anak perlu membantu agar anak bisa segera pulang setelah selesai disunat. Ini perlu dilakukan agar kelompok berikutnya bisa langsung datang dan kerumunan bisa dihindari.

Membatasi Jumlah Penghantar

Setiap peserta sunatan yang biasanya usianya masih anak-anak sering kali belum punya keberanian untuk datang sendiri ke tempat sunatan masal meskipun sudah ada panitianya. Keberadaan orang- orang terdekat seperti orang tua, kakek atau kakak dan adek dari peserta suntan masal sering kali sangat dibutuhkan, keberadaan mereka membuat peserta sunatan masal merasa lebih tenang dan kuat. Namun dalam kondisi seperti saat ini dimana pandemi belum mereda, keberadaan pengantar harus dibatasi, biasanya di prioritaskan bagi orang yang paling dekat peserta dan jumlahnya pun harus dibatasi, biasanya cukup satu orang dan maksimal dua orang pendamping.

Itulah gambaran besar mengenai pelaksanaan sunatan massal di masa pandemi. Untuk mendapatkan layanan sunat terbaik, sebaiknya serahkan pada ahlinya yaitu sunat123. Dengan dokter-dokter berpengalaman, sunat123 menerima panggilan sunat di rumah atau sunatan massal di klinik lain. Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik, sunat massal masih mungkin dilakukan bagi anak-anak yang membutuhkannya.

 

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi