Akibatnya, katup lambung tidak bekerja dengan sempurna dan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan atau menjalar ke organ tubuh lainnya. Umumnya, penderita kondisi ini dianjurkan untuk makan dalam porsi sedikit namun sering, untuk menghindari terjadinya refluks.
Namun bagaimana menyiasatinya di bulan puasa? Tanpa disangka, ternyata banyak manfaat puasa untuk mereka yang mengalami kondisi ini. Bagaimana bisa?
Dengan Puasa, Makan Lebih Teratur
Normalnya, kita makan sekitar tiga kali dalam satu hari yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Namun, seiring dengan kesibukan sehari-hari, ada kalanya jam makan tersebut terlewat dan akhirnya perut dibiarkan kosong dalam waktu yang lama. Ini menyebabkan kadar asam lambung tidak stabil dan tubuh tidak bisa menebak kapan akan masuk makanan.
Sementara jika berpuasa, orang cenderung akan lebih disiplin mengenai sahur dan buka puasa untuk menghindari lapar dan haus di siang hari. Jadi, tubuh bisa mengantisipasi jam makan yang pasti di dini hari dan sore hari. Maka dari itu, asam lambung sebenarnya lebih stabil dan tidak menyebabkan masalah.
Adaptasi Tubuh dan Asam Lambung di Bulan Puasa
Makanan dicerna dalam tubuh dalam waktu 6 – 8 jam. Dalam rentang waktu tersebut, asam lambung sudah mencerna hampir seluruh makanan yang ada di dalam perut. Sementara jika berpuasa, perut akan kosong selama 12 – 14 jam. Tentunya, produksi asam lambung pada tubuh akan menyesuaikan.
Biasanya, membutuhkan waktu 5 – 7 hari bagi tubuh untuk beradaptasi. Begitu masuk ke minggu kedua berpuasa, tubuh sudah mulai terbiasa dan perut tidak selapar waktu di awal bulan puasa. Ada baiknya, penderita maag berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan puasa satu bulan penuh. Jika dibutuhkan, dokter akan meresepkan suplemen atau obat penurun kadar asam lambung untuk menghindari refluks selama berpuasa.
Berbuka yang Aman Untuk Penderita Maag
Setelah seharian berpuasa, minuman dingin dan manis memang sangat menggoda. Sayangnya, hal ini tidak dianjurkan bagi penderita maag dengan kondisi asam lambung yang tidak stabil. Manfaat puasa baru bisa dirasakan jika sahur dan berbuka dilakukan dengan makanan dan minuman yang tepat.
Pertama, sebaiknya “batalkan” puasa menggunakan air putih hangat. Ini lebih bersahabat untuk lambung dan tidak akan menimbulkan sensasi begah nantinya. Kemudian, makan makanan pembuka yang mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna lambung.
Makan malam sebaiknya dilakukan setelah ibadah salat magrib, untuk memberikan jeda pada asam lambung untuk mencerna makanan pembuka tadi. Walaupun terasa lapar, pastikan makan secukupnya, ya. Hal ini untuk memelihara kondisi lambung agar tidak terbiasa memproduksi asam lambung berlebih.
Nah, sebagai penutup, buah dan kudapan berprotein menjadi pilihan yang baik di malam hari. Kalau dilakukan secara tertib, manfaat puasa akan lebih terasa dan tidak menyebabkan sensasi tidak nyaman bagi perut.
Bagaimana, kalau sudah tahu, semakin semangat, kan, berpuasanya? Kalau ragu mengenai kondisi lambung, hubungi tenaga kesehatan terdekat Ayah Bunda. Tapi kalau urusan sunat, temukan ahlinya hanya di sunat123.com.