Disunat Jin, Mitos atau Fakta?

Artikel Kesehatan Wednesday, 27 March 2019 07:23
Rate this item
(0 votes)
sunat123.com - Disunat Jin, Mitos atau Fakta sunat123.com - Disunat Jin, Mitos atau Fakta

Ingatkah Ayah Bunda pada berita heboh tentang bocah di Kecamatan Kadipiro, Solo—yang kabarnya—disunat jin? Berita tersebut sampai dimuat di halaman detiknews pada tanggal 9 Februari 2019 lalu. Banyak orang penasaran mengenai kebenaran berita sunat gaib sang anak berumur 7 tahun itu.

Orang tua anak lantas menemui dokter. Alhasil, dokter berhasil mengembalikan kondisi kemaluan sang anak seperti semula. Anak itu pun kini bisa beraktivitas secara normal.

Bagaimana Penjelasan Mitos Disunat Jin dari Sisi Ilmiah?

Merespons kasus anak disunat secara gaib, para dokter memberikan pandangan lain. Menurut mereka, kasus itu disebut parafimosis. Ketika anak terkena parafimosis, kondisi kulup alat kelaminnya terlihat seperti disunat. Pasalnya, kulit yang menutup bagian penis tertarik ke belakang.

Ironisnya, kulit tersebut tidak bisa kembali seperti sedia kala (ke bagian depan batang penis), dikarenakan kulit yang tertarik ke belakang mengalami pembengkakan. Jika dilihat, posisi penis tampak terjepit. Karena itu, anak kerap merasakan sakit akibat parafimosis. Bahkan, bagian ujung penis terlihat merah tua atau membiru, dikarenakan terjadi proses penyumbatan vena dan arteri. Parafimosis ini merupakan kasus emergensi, yang mana bisa menghambat peredaran darah ke kepala penis si kecil dan kalau dibiarkan terlalu lama bisa menyebabkan kepala penis menjadi hitam dan akhirnya kepala penis bisa diamputasi.

Lantas, apa yang menyebabkan parafimosis pada anak?

Parafimosis bisa disebabkan oleh penarikan kulit kulup yang dilakukan sendiri oleh si kecil atau Ayah Bunda yang terlalu kuat dalam waktu lama. Jika tidak dikembalikan ke posisi semula, bagian tersebut tidak bisa kembali ke posisi awal dan terbiarkan tertarik. Kulit yang tertarik akan membentuk suatu ikatan yang kuat mengelilingi penis si kecil, membentuk sebuah ring. Ring ini akan menyumbat perederan darah dari kepala penis, sehingga akan membuat kepala penis membengkak. Saat pembengkakan menjadi lebih parah, peredaran darah di sekitar kepala penis akan berhenti dan pada akhirnya akan menyebabkan kematian jaringan sehingga harus diamputasi.

Selain itu, parafimosis juga bisa dipicu oleh cedera di kemaluan, kulit kulup terlalu ketat, infeksi, tindakan pemasangan kateter, dan penyakit diabetes. Sementara pada anak, parafimosis kerap terjadi sejak ia lahir.
Dampak negatif parafimosis adalah infeksi berat. Jika infeksi tidak ditangani, bisa berakibat pada kerusakan ujung penis. Efek yang lebih serius, pengidap parafimosis akan kehilangan ujung penis.

Apa yang Harus Dilakukan?

Sebelum ditangani, parafimosis bisa memunculkan rasa nyeri hebat pada kemaluan. Sebagai pertolongan pertama, Ayah Bunda bisa memberikan obat anti nyeri seperti parasetamol kepada si kecil, lalu mengompres area kemaluan dengan es. Pengkompressan dengan es biasanya memberikan hasil setelah 1-2 jam. Lakukan secara hati-hati supaya kondisinya tidak semakin parah.

Tindakan selanjutnya adalah membawa anak ke dokter. Dokter akan memberikan bius lokal terlebih dahulu di sekitar penis si kecil, lalu dokter memasangkan perban ketat pada penis. Setelah 2-10 menit, secara manual dokter akan menarik kulit yang tertarik dengan jari-jarinya, dengan ibu jari menahan pada kepala penis. Jika dibutuhkan, dokter akan menggunakan jarum untuk mengeluarkan darah dan nanah yang terdapat di kemaluan. Selain itu, dokter juga menyuntikkan enzim hyaluronidase untuk mengurangi pembengkakan.

Jika kasus parafimosis dianggap parah, dokter kerap menyarankan tindakan sirkumsisi saat itu juga. Sirkumsisi merupakan satu-satunya cara untuk mencegah parafimosis kembali lagi.

Pencegahan Parafimosis

Parafimosis bisa menyerang anak dari berbagai usia, termasuk balita. Untuk itu, orang tua harus melakukan pencegahan. Beberapa hal yang mesti dilakukan sebagai tindakan preventif, antara lain berikut ini.

  • Ayah Bunda harus membersihkan penis si kecil menggunakan air hangat. Aktivitas ini dapat dikerjakan saat memandikan si kecil. Terapkan pada bagian kulup secara hati-hati supaya tidak lecet.
  • Hindari menarik atau membuka kulup si kecil ketika Ayah Bunda menemukan kondisi tidak normal pada kemaluannya. Lebih baik hubungi dokter atau paramedis untuk gangguan ini.
  • Sebaiknya, tidak menaburkan bedak atau mengoleskan deodoran pada penis. Pasalnya, tindakan tersebut bisa menyebabkan iritasi.
  • Jika ingin membersihkan penis si kecil, gunakan sabun yang mengandung bahan kimia ringan supaya terhindar dari iritasi.

Demikian tadi pembahasan seputar mitos disunat jin. Jadi, istilah disunat secara gaib hanya sebatas kepercayaan masyarakat lokal. Fenomena tersebut tidak bisa dibenarkan secara ilmiah. Para dokter dan paramedis sudah menemukan penanganan terbaik untuk menyembuhkannya.

Ayah Bunda membutuhkan layanan yang tepat untuk mengatasi parafimosis melalui sunat? Klinik Sunat 123 adalah solusinya. Klinik ini menawarkan berbagai layanan sirkumsisi dengan pilihan metode sunat beragam yang didukung teknologi modern. Penanganannya juga dilakukan oleh dokter sunat berpengalaman, ramah, andal, dan profesional.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi