Mitos merupakan kepercayaan terhadap sebuah fenomena yang berkembang secara luas di masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran kalau ada banyak mitos yang muncul berkaitan dengan sunat bayi. Namun, apakah mitos-mitos tersebut memang terbukti kebenarannya?
Terkait hal yang satu ini, Ayah Bunda perlu berpikir secara jernih sebelum memercayai mitos-mitos tersebut. Jangan hanya karena mitos itu diucapkan oleh tokoh yang dihormati di masyarakat dan kemudian Ayah Bunda serta merta memercayainya.
Mitos Tentang Sunat yang Berkembang di Masyarakat
Agar tidak salah pikir, inilah beberapa mitos serta fakta sunat yang perlu Ayah Bunda tahu:
1. Disunat Jin
Mitos sunat bayi yang pertama adalah terkait fenomena disunat jin. Mitos ini berkembang di masyarakat setelah melihat kejadian penis bayi yang membengkak, sakit, tertarik ke belakang. Karena penampilan penis yang terlihat seperti sudah disunat, masyarakat pun beranggapan kalau bayi atau anak tersebut telah disunat jin.
Faktanya, mitos disunat jin sepenuhnya tidak benar atau hoaks. Dalam istilah medis, situasi ketika penis anak 'disunat jin' adalah parafimosis. Penderita parafimosis akan mendapati bagian kulit alat vitalnya tertarik ke belakang dan tidak bisa kembali ke posisi semula. Alhasil, penis akan terjepit.
2. Tak Boleh Banyak Gerak
Ada pula mitos yang berkaitan dengan larangan anak beraktivitas tinggi setelah sunat. Oleh karena itu, para orang tua di zaman dahulu menyuruh anak banyak menghabiskan waktu dengan istirahat setelah sunat. Kalau terlalu banyak gerak, luka sunat akan terasa sakit dan bahkan pendarahan.
Rasa sakit yang timbul setelah sunat bukan diakibatkan oleh aktivitas anak. Bahkan, para dokter yang telah berpengalaman dalam menyunat anak tidak menyarankan adanya pembatasan kegiatan anak. Sebagai gantinya, Ayah Bunda perlu melakukan perawatan luka sunat dengan baik biar tidak terjadi infeksi.
Perawatan dapat Ayah Bunda lakukan dengan menjaga kebersihan penis anak atau bayi. Selain itu, hindarkan luka sunat dari cipratan air.
3. Anak Lebih Cepat Tinggi setelah Sunat
Mitos selanjutnya adalah terkait pengaruh sunat terhadap tumbuh kembang bayi 2 bulan. Masyarakat percaya kalau khitan dapat membantu anak berkembang jadi lebih tinggi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia lebih memilih untuk sunat bayi atau sunat anak dibandingkan sunat dewasa.
Hal yang perlu Ayah Bunda ketahui, sunat tidak memiliki pengaruh pada tumbuh kembang bayi 2 bulan. Sunat hanya berpengaruh pada anatomi alat kelamin. Sementara itu, pertumbuhan tubuh anak bergantung pada nutrisi serta faktor keturunan.
4. Tidak Boleh Berenang di Laut
Terakhir, Ayah Bunda juga bakal sering mendengar mitos kalau bayi atau anak yang sunat tidak boleh berenang di laut. Berkaitan dengan mitos ini, para praktisi kesehatan menyetujuinya. Berenang di laut berpotensi dapat memperparah luka sunat sehingga menjadi lebih sulit sembuh.
Nah, itulah fakta mitos-mitos terkait sunat bayi dan anak yang perlu diketahui oleh para orang tua. Lewat pengetahuan tersebut, Ayah Bunda bisa jadi lebih memahami cara perawatan luka sunat. Tak kalah penting, Ayah Bunda perlu memilih tempat sunat yang tepat agar proses khitan berjalan lancar.
Solusi tempat khitan terbaik dapat Ayah Bunda peroleh dengan mengunjungi Klinik Sunat 123. Di sini, anak akan menjalani proses khitan dengan penanganan oleh tenaga kesehatan yang profesional dan berpengalaman. Peralatan pendukung yang tersedia juga sangat lengkap sehingga memberi rasa nyaman bagi si kecil.
Tak kalah penting, Ayah Bunda bisa memilih berbagai metode sunat di Sunat 123. Tidak hanya sunat konvensional, ada pula teknik sunat modern seperti electric cauter, sunat klamp, sunat stapler, dan sunat fine sealer.