Anak Mengalami Fimosis, Apakah Harus Ditangani dengan Sunat? Featured

Artikel Kesehatan Thursday, 14 April 2022 07:29
Rate this item
(0 votes)
Sunat 123 -Anak Mengalami Fimosis, Apakah Harus Ditangani dengan Sunat? Sunat 123 -Anak Mengalami Fimosis, Apakah Harus Ditangani dengan Sunat?

Ayah Bunda, pernahkah menemukan si kecil berulang kali menangis saat buang air kecil? Lalu, ujung kepala penis terlihat memerah dengan kulup melekat pada kepala penis?

Jika ya, bisa jadi itu indikasi fimosis. Kondisi demikian kerap dijumpai pada penis anak di bawah usia 3 tahun. Pasti sedih rasanya melihat anak tidak nyaman saat buang air kecil. Sebelum pergi ke dokter, mari simak dahulu penjelasan singkat tentang kondisi tersebut.

Apa Itu Fimosis?

Fimosis adalah kelainan berupa kulup atau kulit kepala penis melekat kencang pada bagian kepala penis dan lubang kencing diujung kulit kulup kecil. Akibatnya, kulup tidak dapat ditarik atau jika ditarik menimbulkan rasa nyeri, bahkan sampai tidak bisa mengeluarkan air kencing. Kondisi demikian kerap dialami anak-anak (umumnya di bawah 3 tahun) atau pria dewasa yang belum disunat. 

Kondisi yang Perlu Diwaspadai

Kondisi kulup sulit ditarik dari kepala penis pada anak yang belum disunat. Kulup dapat melonggar sempurna saat anak berusia 17 tahun, yang berarti akan merenggang secara perlahan seiring pertambahan usia. Namun pada kasus fimosis ini akan sangat sulit.

Namun, Ada beberapa kondisi yang perlu Ayah Bunda waspadai. Jika kondisi fimosisi lalu dilakukan pelepasan lengketan kulit kulup tanpa dilakukan tindakan sunat. Pertama, saat kulup yang telah terlepas justru menempel lagi, atau muncul peradangan pada kepala penis. Kondisi demikian disebut balanitis. Kedua, kondisi saat kulup yang ditarik justru tersangkut. Karena ditarik paksa, kulup malah tidak bisa kembali ke posisi awal. Kondisi demikian dikenal sebagai parafimosis.

Biasanya kedua hal tersebut dibarengi dengan beberapa gejala fisik yang cukup jelas, antara lain:

  1. Kepala penis tampak membengkak dan memerah, serta terasa perih.
  2. Muncul cairan kental dari kulup.
  3. Urine tampak berwarna merah karena tercampur darah.
  4. Rasa nyeri atau terbakar ketika buang air kecil.
  5. Bagian bawah panggul terasa nyeri.

Kapan Harus Menemui Dokter?

Nah, begitu Ayah Bunda mendapati anak mengalami salah satu gejala di atas, harus segera menemui dokter. Semakin cepat diketahui, semakin tepat pula penanganan yang akan dilakukan dokter. 

Dokter akan memeriksa lebih dahulu bagaimana kondisi fimosis si kecil. Pengobatan dilakukan jika timbul gejala yang membuat anak sulit menjalankan aktivitas harian dengan lancar. Tentu ini juga dipengaruhi oleh tingkat keparahan gejala yang dialami berikut usia anak.

Tindakan sunat 

Kapan dokter merekomendasikan tindakan sunat? 

Tindakan sunat akan disarankan jika ditemukan kondisi fimosis dan balanitis atau radang kepala penis secara berulang serta parafimosis. Hal serupa bisa dilakukan jika anak mengalami infeksi saluran kemih berulang kali. Demikian pula saat diketahui kulup melekat kuat pada penis. 

Rajin Menjaga Kebersihan Alat Kelamin

Tindakan bedah minor sunat ini merupakan cara terbaik untuk mengobati kondisi tersebut.

Cuci penis setiap hari dengan air ketika mandi. Jika perlu, ketika anak berendam dengan air hangat, tarik kulup perlahan untuk membersihkan kulit di bawah kulup. Hati-hati jangan menarik kulup secara paksa karena berisiko nyeri dan bisa melukai penis.

Gunakan sabun yang tidak memiliki kandungan parfum, serta jangan biasakan memakai bedak pada area kelamin anak. Setelah mandi, pastikan penis dalam kondisi kering benar sebelum memakai celana.

Ayah Bunda sekarang sudah memahami apa itu fimosis, gejala yang muncul, kapan perlu ke dokter, dan tindakan yang biasanya diambil dokter. 

Bagaimana jika harus segera menyunat anak? Tenang saja, konsultasikan langsung dengan tim dokter Klinik Sunat 123 untuk menentukan metode sunat terbaik sesuai kondisi anak. Semoga masalah kesehatan si kecil lekas teratasi ya!

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi