Mengenal Sunat Gagal dan Penanganannya

Artikel Kesehatan Wednesday, 07 April 2021 02:40
Rate this item
(0 votes)
Sunat 123 - Penanganan Sunat Gagal Sunat 123 - Penanganan Sunat Gagal

Beberapa laki-laki terpaksa harus kembali melakukan proses khitan karena terjadi gagal sunat. Bagi sebagian orang—baik anak-anak maupun usia dewasa sekalipun—hal tersebut dapat menjadi pengalaman yang traumatis.

Apa yang Dimaksud dengan Sunat Gagal?

Sunat merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk membuang kulit bagian luar yang menutupi kepala penis atau yang lebih sering disebut dengan kulup. Pangkal paha dan area penis pasien sunat akan dibersihkan terlebih dahulu, lalu operator akan menarik kulup ke arah depan dan membuangnya sesuai dengan teknik sunat yang digunakan.

Prosedur sunat memerlukan waktu yang relatif singkat—bahkan kini dengan berbagai teknik lebih modern seperti di Sunat 123, lamanya pengerjaan dapat berkisar hanya sekitar 10-15 menit saja. Namun tentu, kecepatan prosedur bukanlah satu-satunya parameter yang harus diperhatikan saat memilih klinik atau operator untuk sunat. Setiap prosedur teknik sunat bisa menyebabkan gagal sunat, pengalaman dan penguasaan teknik sunat oleh operator sangatlah menentukan.

Sunat dianggap gagal jika kulit kulup yang semestinya dipotong dari ujung sampai lingkaran di kepala penis masih meninggalkan sisa. Salah satu penyebab paling umumnya adalah terlalu sedikitnya kulup yang dipotong. Kulit kulup yang tersisa dapat mengalami iritasi atau infeksi—pun pada orang dewasa, kondisi ini dapat mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan intim.

Dalam beberapa kasus yang lebih ekstrem, gagal sunat bahkan terjadi hingga menyebabkan kepala penis terpotong dan perdarahan. Hal ini relatif jarang terjadi, tetapi biasanya terjadi karena operator yang melakukan penyunatan tidak mengetahui anatomi maupun komplikasi anatomi.

Faktor Penyebab Terjadinya Sunat Gagal

Pada dasarnya sunat yang baik adalah prosedur yang membuang mukosa sependek mungkin, tetapi lapisan luarnya boleh tetap panjang. Adapun yang dimaksud dengan mukosa adalah lapisan paling dalam dari kulup yang melindungi kepala penis.

Dalam beberapa kasus sunat gagal, prosedur yang dilakukan masih menyisakan mukosa atau dan kulup penis sehingga berisiko kulup kembali dan menutupi kepala penis lebih besar. Selain karena operator yang kurang ahli, hal tersebut dapat dipicu karena penderita (biasanya anak-anak) terlalu banyak gerak saat penyunatan sehingga pengambilan mukosa tidak sempurna. Faktor risiko ini juga kerap terjadi pada anak gemuk. Pasalnya, penis ‘tenggelam’ sehingga menyulitkan operator untuk mengukur seberapa banyak kulup yang dibuang.

Ada pula faktor kondisi bawaan yang menyebabkan posisi penis miring. Kondisi penis tersebut tentu akan menyulitkan operator untuk melakukan prosedur sunat.

Penanganan Sunat Gagal

Penanganan sunat gagal adalah dengan melakukan sunat revisi, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Tindakan ini tentu perlu dilakukan oleh pihak yang berkompeten dan profesional sehingga penyunatan dapat terjadi dengan sempurna. Jika tidak, trauma pasien tentu akan membesar dan juga berisiko terhadap kesehatan serta kenyamanannya di masa mendatang.

Sunat revisi bisa dilakukan dengan semua teknik sunat, tergantung dari seberapa panjang kulit dan mukosa yang tertinggal.  Obat bius dapat diberikan baik lokal maupun total—tergantung dari kondisi pasien, terutama jika sudah terlanjur trauma berat. Adapun prosedurnya tidak jauh berbeda dengan prosedur sunat yang pertama.

Sunat gagal merupakan kondisi yang dihindari oleh setiap laki-laki. Maka dari itu, penting untuk memilih dengan bijak klinik atau operator yang akan melakukan prosedur penyunatan.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi