Namun, dalam kondisi patologis, fimosis muncul akibat infeksi berulang di bagian glans penis dan kulit preputium. Jika dibiarkan, kelainan tersebut dapat menyebabkan komplikasi.
Lalu, apakah bayi yang terkena fimosis harus sunat lebih dini? Berikut ini penjelasan dokter sunat Medan.
dr. Miftaful Masruri : Periksa ke Dokter jika muncul keluhan.
Normalnya, fimosis pada bayi tidak menimbulkan tanda klinis berbahaya. Namun, Ayah Bunda harus tetap memberikan salep kortikosteroid untuk mencegah dampak negatif.
Sebaliknya, jika sudah muncul tanda-tanda komplikasi, segera bawa si kecil ke dokter. Tanda komplikasi tersebut meliputi lecet, bernanah, dan glans penis kemerahan. Bahkan, fimosis dapat menyebabkan demam, nafsu makan menurun, kehilangan berat badan, serta nyeri ketika buang air kecil.
Infeksi fimosis juga dapat mengakibatkan kanker penis apabila diabaikan sampai anak dewasa. Pada kondisi tertentu, kulit penis yang terkena fimosis menjadi pecah-pecah dan terasa nyeri.
Karena itulah, dokter sunat Medan menyarankan sirkumsisi dilakukan saat bayi. Selain karena minim risiko, sunat saat bayi direkomendasi oleh WHO. Pasalnya, bayi memiliki pembuluh darah yang masih kecil. Jadi, risiko pendarahan lebih minim.
Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Fimosis
Sebagian bayi mengalami fimosis yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Namun, Ayah Bunda bisa mencegahnya dengan memperhatikan faktor risiko berikut ini.
- Bayi yang mempunyai Gangguan Penyakit Kulit
Fimosis dapat terjadi pada bayi dengan gangguan kulit. Contohnya, lesi pada kulup atau kepala penis dan psoriasis. Fimosis juga bisa muncul karena eksim pada kulit yang ditandai rasa gatal, kering, merah, dan pecah-pecah.
- Faktor Usia
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa fimosis umum terjadi pada bayi hingga umur tiga tahun. Nah, kelainan ini dapat muncul lagi ketika seseorang memasuki usia lanjut usia. Pasalnya, penuaan mengakibatkan kelenturan kulit berkurang sehingga kulup tidak mudah ditarik.
- Pernah Ditarik atau Diregangkan dengan Keras
Ayah Bunda pernah mencoba menarik kulup pada penis bayi? Jika penarikan atau peregangan itu dipaksakan, kulit kulup bisa robek. Ketika robek, kulup berisiko terkena inflamasi. Pada akhirnya, gejala fimosis yang muncul semakin parah.
Cara Mencegah Infeksi Fimosis
Meskipun sudah menyunat bayi yang terkena fimosis, Ayah Bunda harus tetap melakukan beberapa hal berikut untuk mencegah infeksi.
- Gunakan air hangat. Setelah sunat, pastikan Ayah Bunda mencuci “burung” si kecil dengan air hangat. Lakukan kebiasaan tersebut ketika mandi secara hati-hati.
- Hindari sabun mengandung parfum. Kulit kulup bayi tergolong sensitif dibandingkan bagian tubuh lainnya. Jadi, sebaiknya, gunakan sabun dengan kandungan ringan yang bebas parfum. Pasalnya, parfum dapat menyebabkan iritasi pada kulit kulup bayi.
- Tarik kulup penis secara perlahan. Untuk mengembali kulup ke posisi normal, Ayah Bunda dapat melakukan terapi ringan. Caranya, tariklah kulup penis pelan-pelan saat membersihkan bagian bawahnya.
Demikian penjelasan dokter sunat Medan mengenai penanganan fimosis bayi dengan cara sunat lebih dini. Ayah Bunda membutuhkan layanan sunat tepercaya? Kini, Ayah Bunda bisa menggunakan layanan sunat 123 Medan, maupun di kota lainnya, seperti Bekasi, Cibitung, dan Cikarang.