Balita Masih Sering Mengompol? Berikut Penyebab dan Solusinya

Artikel Kesehatan Tuesday, 02 October 2018 01:24
Rate this item
(0 votes)

Mengompol mungkin hal yang normal pada bayi, namun ngompol terus-terusan saat anak mencapai usia balita harus menjadi perhatian. Ada beberapa kemungkinan penyebab mengapa anak terus “mengalami kecelakaan” walau usianya sudah bertambah. Setelah memahami sebabnya, Anda bisa mencari solusi yang paling tepat.

Berikut panduannya.

Kapan Balita Seharusnya Berhenti Mengompol?

Bayi baru lahir hingga yang berusia beberapa bulan biasanya buang air kecil sekitar 20 kali dalam sehari. Ketika menginjak usia dua hingga tiga tahun, frekuensi ngompol biasanya mulai berkurang, terutama pada siang hari. Hal ini karena anak mulai bisa mengendalikan refleks kemihnya, walau ngompol malam hari kadang masih bisa terjadi.

Anda harus mulai waspada ketika balita tidak juga berhenti mengompol hampir setiap hari walau usianya sudah dua atau tiga tahun. Waspadai juga gejala tidak normal seperti ngompol yang disertai gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit.

Penyebab Masalah Mengompol

Melacak penyebab ngompol memang bisa cukup sulit, terutama jika Anda baru menyadarinya saat sudah berlangsung lama. Ada beberapa penyebab umum mengapa balita tidak berhenti mengompol, yaitu:

  • Kecemasan
    Masalah kecemasan bisa hadir dalam rentang usia berapa saja. Balita bisa mengompol sebagai respons terhadap hal-hal yang membuatnya cemas, misalnya pertengkaran keluarga, perlakuan tidak baik, rasa takut diabaikan (misalnya setelah punya adik baru) atau perubahan suasana (misalnya setelah pindah rumah).
  • Masalah pada saluran/kandung kemih
    Kondisi saluran atau kandung kemih yang tidak normal bisa memicu masalah mengompol. Contoh kondisi penyebab ngompol misalnya gangguan syaraf kandung kemih, kelainan organ, hingga gangguan pada refleks kandung kemih. Hal ini membutuhkan intervensi dokter.
  • Latihan ke toilet yang tidak memadai
    Latihan ke toilet (toilet training) penting untuk mengajar anak mengendalikan otot-otot panggul yang mengatur kegiatan buang air. Tanpa latihan tersebut, anak tidak akan mampu mengendalikan kegiatan buang airnya.
  • Infeksi saluran kencing
    Infeksi saluran kencing bisa terjadi jika anak sering menahan buang air kecil atau kurang minum. Ada juga kondisi yang bisa menyebabkan infeksi, misalnya fimosis (kondisi di mana kulup penis terlalu sempit). Jika air seni atau kotoran terperangkap di bagian ini, infeksi saluran kencing bisa terjadi. Salah satu dampaknya adalah kesulitan mengendalikan buang air kecil, sehingga berujung pada masalah ngompol.

Jika anak Anda mengompol selama berbulan-bulan tanpa henti walau usianya sudah tiga tahun lebih, atau mulai mengompol lagi hampir setiap hari selama enam bulan walau sudah sempat berhenti, Anda harus mulai memikirkan solusi.

Tips Menghentikan Masalah Mengompol Balita

Ketika balita Anda tidak juga berhenti mengompol, hindari terus memarahi atau membanding-bandingkannya dengan anak lain. Hal ini akan menurunkan kepercayaan diri anak, padahal masalah mengompol bukan kesalahannya. Anda bisa mengatasinya dengan mengulang kembali latihan ke toilet. Berikan pujian jika anak berhasil melakukannya.

Anda juga bisa mengatur pola makan dan minumnya. Hindari makanan yang terlalu asin terutama menjelang tidur. Perbanyak pemberian minuman pada siang atau sore hari. Jaga kesehatan pencernaannya dengan makanan bergizi, misalnya sayuran dan buah-buahan. Jika terdapat gejala lain selain mengompol, atau jika ngompol tak juga berhenti walau Anda sudah melakukan semua solusi di atas, segera bawa balita ke dokter.

Menyunat si kecil juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi masalah mengompol serta problem sampingannya. Sunat 123 menghadirkan layanan sunat oleh tenaga profesional di klinik yang higienis. Dengan metode sunat terkini serta dokter bedah berlisensi, Anda bisa membantu balita mengurangi masalah mengompol sekaligus menjaga kesehatan alat kelaminnya.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi