Manfaat dan Resiko Sunat terkait Perkembangan Bayi Featured

Artikel Kesehatan Sunday, 30 September 2018 23:19
Rate this item
(0 votes)

Sunat biasanya dianggap “sekadar” kewajiban agama, sehingga tidak selalu dipandang perlu. Ada yang menganggapnya berisiko, tetapi ada juga yang menganggapnya bermanfaat untuk perkembangan bayi. Jika Anda masih bimbang antara menyunat anak atau tidak, terutama dari segi manfaat serta risikonya, baca panduan ini.

Manfaat Sunat pada Bayi

Sunat, terutama pada bayi lelaki, memberi keuntungan dalam segi kesehatan. Memotong sedikit bagian kulup penis akan berdampak positif pada perkembangan serta kesehatan anak. Beberapa manfaat ini contohnya adalah:

  • Penis lebih bersih
    Anak lelaki yang disunat akan lebih mudah menjaga kebersihan alat kelaminnya, terutama setelah buang air kecil. Hal ini karena ujung kulup yang dipotong mengurangi risiko air seni serta kotoran untuk menempel.
  • Risiko infeksi bakteri lebih kecil
    Alat kelamin adalah tempat favorit bakteri untuk berkembang biak, karena kondisinya lembab dan sering tertutup. Sunat mengurangi kemungkinan bakteri untuk menempel di tempat-tempat yang sulir terjangkau.
  • Mengurangi risiko penyakit di kemudian hari
    Penyakit seperti kanker penis dan kanker kandung kemih cenderung banyak terjadi pada orang yang tidak disunat. Wanita dengan pasangan yang tidak disunat juga memiliki kemungkinan lebih besar terkena kanker serviks.
  • Mengurangi kemungkinan terserang HPV
    Human Papilloma Virus (HPV) adalah virus yang kerap bersarang di alat kelamin, dan cukup menular. Sunat bisa membantu mengurangi kemungkinan terkena penyakit ini.

Sunat memang bukan satu-satunya cara menghindari penyakit. Anda tetap harus mengajari anak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin saat semakin besar. Akan tetapi, sunat membantu mengurangi berbagai risiko tersebut.

Adakah Risiko Sunat pada Bayi?

Sunat itu sendiri relatif tidak terlalu berisiko. Sebagian besar risikonya cenderung berasal dari metode yang tidak benar, atau peralatan yang tidak higienis. Contohnya:

  • Infeksi dan iritasi
    Infeksi dan iritasi bisa terjadi jika prosedur sunat tidak menggunakan standar kebersihan yang baik. Infeksi atau iritasi juga bisa terjadi jika luka sunat tidak dirawat dengan baik atau menempelnya sisa-sisa air seni pada lukanya.
  • Rasa sakit saat ereksi
    Kulit kulup yang dipotong terlalu banyak dan tidak simetris bisa mengakibatkan rasa nyeri saat penis ereksi. Hal ini biasanya terjadi ketika si anak beranjak dewasa, sehingga tidak langsung terlihat.
  • Cedera dan komplikasi
    Masalah yang lebih serius biasanya mencakup cedera dan komplikasi. Contohnya adalah nekrosis, fistula pada saluran kemih, hingga bentuk kulup yang tidak sempurna (dipotong terlalu panjang atau pendek).

Perlu Anda ingat bahwa berbagai risiko di atas cenderung kecil, dan biasanya terkait dengan prosedur serta penanganan yang tidak profesional.

Cara Mengurangi Risiko saat Sunat

Melakukan sunat terbukti memberi banyak manfaat bagi bayi, terutama saat mereka tumbuh dewasa. Selain menjaga kebersihan, sunat juga membantu mereka mengurangi risiko terserang infeksi atau berbagai penyakit kelamin. Akan tetapi, rasa takut orang tua soal dampak prosedur sunat juga bisa dipahami, terutama melihat risikonya.

Solusinya adalah mencari tempat penyedia layanan sunat berkualitas dan profesional. Sunat 123, contohnya, adalah penyedia jasa sunat oleh dokter profesional. Klinik sunatnya bersih dan higienis, serta sudah menggunakan teknologi terbaru seperti sunat stapler. Metode sunat ini menggunakan alat khusus yang dikembangkan oleh institut ZSR Biomedical Technology di Cina, dan telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Indonesia.

Intinya, sunat memberi lebih banyak keuntungan daripada risiko, terutama jika dilakukan sejak dini. Pastikan perkembangan bayi Anda lebih sehat dan bebas risiko penyakit dengan prosedur sunat yang dilakukan secara profesional.

 

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi