Sunat merupakan sesuatu yang diwajibkan bagi laki-laki muslim. Bukan hanya alasan dari sisi agama, tetapi sunat juga bisa karena alasan kesehatan. Sunat bisa dilakukan setelah dewasa, remaja, saat anak-anak, bahkan bisa juga saat masih bayi.
Alasan Sunat Saat Bayi
Sebagian orang tua memilih untuk menyunatkan anaknya saat masih bayi. Namun, hal ini sebaiknya tidak dilakukan sembarang waktu. Menurut pakar kesehatan, usia yang paling tepat untuk sunat bayi adalah sebelum 40 hari.
Salah satu alasan utamanya adalah karena pemulihan pasca operasi akan berlangsung lebih cepat. Luka akan sembuh lebih cepat karena proses regenerasi selnya juga lebih cepat. Karena itu, orang tua dianjurkan untuk menyunatkan bayi tanpa menunda-nunda.
Alasan kedua yang membuat sunat bayi sangat ideal dilakukan pada usia tersebut adalah karena bayi belum terlalu aktif bergerak. Seperti diketahui, bayi akan melalui tahap-tahap perkembangan kemampuan seiring pertambahan usianya, termasuk kemampuan bergerak.
Orang tua tidak akan repot untuk menjaga bayi selama dalam masa penyembuhan luka operasi. Bayi bisa memegang atau menggaruk bagian yang baru saja dibedah. Selain itu, jika bayi sudah bisa tengkurap atau berjalan, gesekan bisa terjadi pada luka yang belum kering.
Alasan lainnya adalah untuk mengurangi risiko trauma. Pada bayi yang disunat sebelum 40 hari, anak belum bisa mengingat pengalaman saat hendak sunat. Hal ini berbeda ketika ia menginjak usia 5 tahun. Anak sudah bisa memproses kejadian tersebut dengan baik sehingga bisa menyisakan pengalaman yang kurang menyenangkan.
Saat Akan Melakukan Sunat Bayi
Sebelum melakukan sunat pada bayi, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Pertama, bayi harus dalam kondisi yang sehat saat akan disunat. Jangan terburu-buru untuk melakukan sunat pada bayi hanya karena mengejar usia sebelum 40 hari, padahal kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Kedua, kondisi alat vital bayi juga dalam keadaan baik dan tidak mengalami masalah apa pun, seperti kulup yang tidak dalam keadaan infeksi. Ketiga, orang tua wajib berkonsultasi terlebih dahulu kepada para ahli kesehatan sebelum melakukan sunat bayi.
Saat ini, ada layanan sunat pada bayi yang ditangani oleh para dokter berpengalaman, yaitu klinik Sunat 123. Di sini, Ayah Bunda dapat terlebih dahulu menanyakan perihal kesiapan bayi untuk menjalani proses sunat berdasarkan kondisi kesehatan. Jadi, faktor-faktor risiko yang merugikan anak dapat diminimalisir.
Selain anak, orang tua juga perlu siap saat bayi akan menjalani sunat. Bukan saja dari segi biaya yang diperlukan, tetapi waktu dan tenaga untuk merawat bayi secara intensif pasca sunat. Bayi mungkin saja akan membutuhkan perhatian yang lebih banyak selama pemulihannya.
Meskipun demikian, Ayah Bunda tak perlu khawatir karena proses pemulihan sunat bayi biasanya berlangsung cepat dalam kondisi normal. Keuntungan lainnya, orang tua tak perlu lagi mengkhawatirkan masalah yang mungkin terjadi pada alat vital bayi yang belum disunat. Salah satunya, risiko infeksi saluran kencing karena penis bayi tidak dibersihkan dengan baik.
Jadi, pertimbangkan untuk melakukan sunat pada bayi, terutama sebelum berusia 40 hari. Usia sunat bayi ini dianggap paling ideal sehingga Ayah Bunda pun tak perlu menundanya.