Sunat untuk Kesehatan Reproduksi Pria, Kenapa Tidak? Featured

Artikel Kesehatan Wednesday, 20 April 2022 07:05
Rate this item
(0 votes)
Sunat 123 - Sunat untuk Kesehatan Reproduksi Pria, Kenapa Tidak? Sunat 123 - Sunat untuk Kesehatan Reproduksi Pria, Kenapa Tidak?

 Praktik sunat untuk pria belakangan bukan lagi soal kepercayaan atau tradisi. Di luar negeri, tindakan sunat mulai dilakukan untuk alasan kesehatan seperti meminimalisasi risiko tertular HIV dan penyakit kelamin lainnya. Meskipun secara medis sunat bukan sesuatu yang wajib, sunat punya banyak manfaat termasuk pada kesehatan reproduksi pria.

Pengaruh Sunat pada Kesehatan Reproduksi

Bagi yang awam, khitan mungkin dianggap sebagai salah satu praktik kesehatan berbahaya. Padahal kenyataannya, khitan hanya melibatkan proses pengangkatan kulup pada penis. Kulup sendiri merupakan bagian dari penis berupa kulit yang menempel di ujung.

Dengan menghilangkan bagian kulup, ujung penis menjadi lebih lembap dan mampu melindungi kelamin dari kontak dengan berbagai zat asing berbahaya. Sebagai contoh, penyebab penyakit yang menurunkan tingkat kesuburan pria seperti Fimosis dan Balanitis.

Fimosis merupakan kondisi yang membuat penis susah diangkat ke atas. Jika dibiarkan, hal ini akan menimbulkan peradangan di sekitar bagian kulup sehingga menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit kelamin lain. Sementara itu, Balanitis merupakan kondisi pembengkakan pada bagian kulup dan kepala penis.

Kedua kondisi tersebut ditemukan setidaknya 3,5% dari pria yang tidak disunat. Keberadaan Fimosis dan Balanitis bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Peradangan yang timbul akibat penyakit tersebut secara tidak langsung akan menghambat keluarnya sperma. Akibatnya, penderita Fimosis dan Balanitis akan mengalami masalah ketidaksuburan. Dan beberapa gejala seperti kesusahan buang air kecil, bahkan nyeri yang bisa menyebabkan infeksi saluran kencing. 

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan betapa besar manfaat sunat terhadap kesehatan reproduksi pria. Lalu, apa dengan sunat saja peluang untuk memiliki anak pada pria akan serta merta meningkat?

Sunat dan Hubungannya dengan Kesuburan Pria

Secara medis, belum ada bukti ilmiah baik tertulis maupun tidak yang menyebutkan bahwa sunat dapat meningkatkan kesuburan pria. Begitu pula bagi mereka yang tidak disunat. Sampai detik ini, belum ada jurnal kesehatan yang menyebut bahwa tidak disunat akan membuat seorang pria tidak subur.

Kesuburan sendiri erat kaitannya dengan kualitas sperma yang dihasilkan. Untuk memenuhi kualitas terbaik, sperma harus memenuhi tiga faktor, yaitu berjumlah banyak, bentuknya sesuai, dan memiliki gerakan lincah. Apabila ada salah satu yang tidak terpenuhi, maka risiko ketidaksuburan makin meningkat.

Secara umum, tiga faktor di atas dapat diusahakan dengan pola makan yang baik, olahraga, dan gaya hidup sehat. Selain itu, seorang pria juga wajib menjaga kebersihan alat kelaminnya masing-masing. Kulit kulup diketahui kerap jadi tempat berkumpulnya kotoran.

Apabila dibiarkan, kotoran tersebut akan menyebabkan infeksi yang secara tidak langsung memengaruhi kesuburan. Infeksi ini juga akan menjadi perantara penyebaran penyakit kepada pasangan. Di sinilah, hubungan antara sunat dan sistem reproduksi pria

Kulit kulup yang diangkat dalam praktik sunat akan membuat bagian ujung penis lebih mudah dibersihkan. Hal ini akan membuat penis senantiasa bersih sehingga risiko timbulnya penyakit dapat diminimalisasi. Secara tidak langsung, praktik sunat atau khitan akan membantu meningkatkan kesuburan pada pria.

Kesimpulan

Itulah ulasan tentang manfaat sunat pada kesehatan reproduksi pria dan pengaruhnya terhadap kesuburan. Meskipun selama ini sunat di Indonesia dilakukan pada anak usia SD, bukan berarti sunat untuk pria dewasa tidak bisa diwujudkan. Ayah Bunda bisa melakukan prosedur sunat untuk dewasa di berbagai klinik, termasuk salah satunya Sunat 123 menggunakan metode pilihan terbaik.

Bagaimana, tertarik untuk meningkatkan kesehatan penis melalui sunat? Semoga informasi di atas bermanfaat.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi