Deteksi dini tersebut merupakan cara yang paling umum dan telah disetujui oleh World Health Organization (WHO). Meskipun demikian, hadirnya tiga pilihan tes deteksi COVID-19 justru membuat sebagian orang merasa bingung.

Pada dasarnya, masing-masing tes memiliki tujuan yang sama. Agar Ayah Bunda lebih jelas, simak perbedaan ketiganya berikut ini.

PCR Swab

WHO sangat merekomendasikan PCR (Polymerase Chain Reaction) Swab untuk mendeteksi virus COVID-19. Cara kerja PCR Swab adalah dengan mendeteksi pola genetik, yakni DNA atau RNA dari sel kuman atau virus.

PCR Swab menggunakan kapas lidi untuk mengambil lendir pada rongga orofaring atau nasofaring. Lendir tersebut digunakan sebagai sampel. Dibutuhkan waktu selama beberapa hari untuk mendapatkan hasil. Dibandingkan jenis tes lainnya, tingkat akurasi PCR Swab sangat tinggi.

Rapid Test Covid 19 Antibodi

Sesuai namanya, Rapid Test Antibodi adalah metode untuk mendeteksi antibodi di dalam tubuh saat terinfeksi virus. Antibodi merupakan kekebalan tubuh yang terbentuk akibat masuknya mikroorganisme Imunoglobulin (Ig). Terdapat dua jenis imunoglobulin, yakni M dan G.

Imunoglobulin M terbentuk dari respon dini terhadap bakteri, virus, maupun kuman. Seiring waktu, immunoglobulin M akan menurun dan tergantikan oleh immunoglobulin G yang dapat bertahan selama beberapa bulan. Bahkan, apabila diberi suntikan booster, Imunoglobulin bisa bertahan hingga tahunan.

Proses pengambilan sampel Rapid Test Antibodi sangat sederhana, yakni menggunakan cartridge untuk mendapatkan sampel darah. Berbeda dengan PCR Swab yang membutuhkan waktu lama, hasil Rapid Test Antibodi dapat diketahui dalam waktu singkat, sekitar lima belas menit saja.

Rapid Test Antigen

Kendati Rapid Test Antigen masih tergolong baru, tes ini memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan tes antibodi. Antigen sendiri merupakan bagian dari tubuh virus ataupun kuman.

Dengan kata lain, Rapid Test Covid 19 Antigen bertujuan memeriksa protein virus dengan menggunakan teknik usap hidung atau tenggorokan untuk mendapatkan sampel lendir.  Rapid Antigen akan menunjukkan hasil positif jika protein atau materi tubuh virus mana pun terdapat di dalam tubuh. Artinya, antigen tidak bersifat spesifik sehingga diperlukan konfirmasi tes PCR.

Perbedaan PCR Swab, Rapid Test Antibodi, dan Rapid Test Antigen

Setelah Ayah Bunda mengetahui definisi singkat dari metode tes COVID-19 di atas, berikut sejumlah perbedaan spesifik ketiganya.

Sampel yang Digunakan

PCR Swab dan Rapid Test Antigen menggunakan lendir di rongga tenggorok atas atau hidung. Sementara Rapid Test Antibodi menggunakan sampel darah dari vena di ujung jari.

Target Deteksi

PCR Swab menargetkan materi genetik dari virus SARS-COV-2, sedangkan target Rapid Test Antigen adalah genetik atau protein spesifik dari virus. Sesuai namanya, Rapid Test Antibodi menargetkan antibodi dalam darah.

Durasi

PCR Swab membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua hari setelah sampel diterima laboratorium. Untuk mendapatkan hasil, Rapid Test Antigen memerlukan waktu sekitar tiga puluh menit dan sepuluh menit untuk Rapid Test Antibodi.

Tingkat Akurasi

PCR Swab memiliki tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang paling tinggi, sedangkan Rapid Test Antigen memiliki tingkat spesifisitas tinggi dengan sensitifitas moderat. Tingkat sensitifitas dan spesifisitas Rapid Test Antibodi tergolong rendah. Pasalnya, jenis tes ini hanya bisa hanya mendeteksi antibodi akibat masuknya virus, bukan untuk mendeteksi virus.

Dari penjelasan singkat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mendeteksi COVID-19 secara akurat diperlukan pemeriksaan PCR Swab. Namun, jika bujet yang Ayah Bunda miliki terbatas, maka Rapid Test Covid 19 Antigen dapat dijadikan sebagai alternatif terbaik. Sebagai praktisi kesehatan, Sunat123 mendorong Ayah Bunda untuk hidup sehat dan selalu mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19.