ASI sebagai Sumber Nutrisi Utama bagi Bayi
Bayi baru lahir sampai berumur enam bulan membutuhkan ASI sebagai makanan pertama. Selama enam bulan itu pula, bayi tidak mengonsumsi apa pun, kecuali ASI. Artinya, ASI menjadi satu-satunya sumber nutrisi dan energi bagi bayi.
Ada empat zat utama yang terkandung di dalam ASI, yakni immunoglobulin, gangliosida, protein, dan lemak. Immunoglobulin A (IgA) merupakan zat yang terdapat pada kolostrum ASI. Zat ini mampu memproteksi bayi dari berbagai infeksi bakteri patogen maupun virus berbahaya.
Sementara gangliosida (GA) membantu mengembangkan fungsi otak bayi. GA bekerja dengan cara menghubungkan sel-sel otak bayi. Dengan demikian, alat konvektivitas pada bayi bisa berfungsi baik.
Protein merupakan zat yang penting untuk pertumbuhan bayi. Meski dalam susu formula juga mengandung protein, kadar whey pada ASI lebih tinggi. Dengan demikian, ASI lebih mudah dicerna oleh pencernaan bayi.
Kandungan berikutnya adalah lemak ASI. Adapun jenis lemak di dalam ASI, meliputi asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Dalam asam lemak tidak jenuh berantai panjang, terdapat zat DHA dan ARA yang penting untuk pertumbuhan otak.
Membantu Tumbuh Kembang Bayi
Tahukah Ayah Bunda, bayi yang mendapatkan cukup ASI mampu berkembang lebih cepat? Sebuah penelitian di Korea membuktikan, bayi berumur sembilan bulan kemampuan kognitifnya meningkat pesat dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI selama 3—6 bulan.
Selain itu, riset Angelsen dan timnya pada tahun 2011 juga mengungkapkan manfaat ASI bagi perkembangan otak. Ia memperlihatkan, bayi berumur tiga bulan dengan ASI memiliki IQ lebih rendah daripada bayi yang sudah diberi ASI selama enam bulan. Penelitian tersebut pun diterapkan pada bayi prematur. Hasilnya, perkembangan IQ bayi prematur cukup signifikan karena diberi ASI.
ASI Memperkuat Imun Bayi
Bayi cenderung rentan terhadap serangan penyakit. Namun, dengan mengonsumsi ASI, kekebalan tubuh si kecil meningkat. Imun itulah yang menghindarkan bayi dari kontaminasi parasit maupun kuman penyebab penyakit.
Sebuah penelitian berhasil membuktikan, bahwa bayi yang diberi ASI selama enam bulan bisa terhindar dari diare dan radang paru-paru. Selain itu, pemberian ASI tanpa susu formula, membantu mengurangi risiko kematian bayi.
ASI Mengikat Ibu dan Bayi
Percaya atau tidak, ASI bisa membangun ikatan batin antara ibu dan bayi. Ketika baru lahir, sebaiknya dekatkan bayi pada sang ibu. Secara otomatis, ia akan mencari payudara ibu—yang nantinya menjadi tempat keluarnya ASI.
Ketika sedang menyusu ASI, bayi bisa mendengarkan detak jantung ibu dan merasakan kehangatan pelukannya. Dari sinilah, proses bonding itu dimulai. Si kecil bisa merasa, mengenal, dan memahami ibunya.
Seorang pengembang teori psikososial—Erikson—mengemukakan, bahwa kegiatan menyusui mampu menciptakan rasa percaya antara ibu dan anak. Menurutnya, saat ASI diberikan, pola kelekatan yang aman bisa terbangun.
Itulah artikel seputar pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. Apa pun kondisinya, ASI tetap harus diberikan demi kesehatan si kecil.
Jika Ayah Bunda memiliki bayi laki-laki, tentu tak hanya ASI yang harus diperhatikan. Kebutuhannya menjelang remaja pun mesti disiapkan mulai sekarang, misalnya kebutuhan sunat. Soal sunat, Ayah Bunda bisa percayakan pada Klinik Sunat 123. Klinik modern ini menyediakan beragam metode sunat, teknologi canggih, dan didukung tim tenaga medis profesional dan andal.