WHO memang menyarankan praktik sunat dilakukan pada usia bayi. Tujuannya adalah karena proses pemulihan luka pada balita relatif lebih cepat dibandingkan ketika dewasa. Meski begitu, karena berbagai alasan tertentu, tidak semua orang punya kesempatan melakukan sunat saat bayi dan akhirnya memilih sunat dewasa.