Fakta atau Mitos, Pantangan Makan setelah Sunat

Artikel Kesehatan Sunday, 17 February 2019 06:35
Rate this item
(2 votes)
sunat123.com - Fakta atau Mitos, Pantangan Makan setelah Sunat sunat123.com - Fakta atau Mitos, Pantangan Makan setelah Sunat

Meskipun sudah diakui di dunia modern, tradisi sunat tetap memunculkan berbagai mitos. Dari mulai mitos kesehatan sampai dengan soal makanan. Bahkan, tidak sedikit yang masih memercayai dan mempraktikannya.

Lalu, soal pantangan makan, apakah hanya mitos dalam sirkumsisi? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya.

Larangan Makan Daging dan Telur Pascasunat

Sebagian masyarakat-terutama di kawasan pedesaan-kerap melarang anak-anak mengonsumsi daging ayam dan telur setelah sunat. Mereka menganggap, telur dan daging bisa memperlambat proses penyembuhan. Padahal, justru sebaliknya, daging dan telur mengandung protein tinggi yang dapat menyembuhkan luka.

Komponen protein terbaik untuk menyembuhkan luka akibat sunat berasal dari daging ikan. Sebuah riset di Negara China berhasil membuktikan, bahwa kulit ikan mampu memulihkan luka secara cepat. Terutama kulit ikan nila yang pernah diterapkan pada kulit tikus; komponen proteinnya efektif menutup luka.

Protein menyembuhkan luka dalam tiga tahap, yaitu peradangan, pembentukan jaringan, dan remodeling kulit. Pada tahap peradangan, protein mengalir ke area luka dengan bantuan aliran darah. Setelah itu, protein bekerja mereproduksi kulit dan sistem pembuluh darah.

Tahap kedua adalah pembentukan jaringan; kulit mulai bertumbuh. Sel-sel epitel mulai bermunculan di daerah yang luka. Dengan demikian, kulit bisa kembali seperti semula.

Usai pembentukan jaringan, tubuh membangun epidermis dan memperbaiki pembuluh darah. Komponen protein yang bekerja di tahap ini adalah fibrin. Sel epitel yang rusak pun diperbaiki dengan bantuan fibrin. Akhirnya, protein mampu merangsang pembangunan dinding pembuluh darah secara cepat. Jika kebutuhan protein ini terpenuhi, dalam waktu 7-10 hari, luka sirkumsisi segera sembuh.

Tidak Boleh Mengonsumsi Makanan Lembek

Ayah Bunda khawatir luka sirkumsisi si kecil sulit sembuh akibat mengonsumsi makanan lembek? Semua itu hanya mitos; tidak ada pengaruh apa pun mengenai konsumsi makanan lembek dan luka sunat. Jadi, Ayah Bunda tak perlu melarang si kecil untuk menyantap makanan lembek, seperti tape dan bubur.

Konsumsi Gula Berlebih Memperparah Kondisi Luka Jahit

Ayah Bunda, upayakan menghindarkan anak dari konsumsi gula berlebih sampai lukanya pulih, ya. Pasalnya, konsumsi gula berlebih bisa membuat kondisi luka makin parah, bukan sekadar mitos. Beberapa riset berhasil membuktikan, ada pengaruh buruk kandungan gula terhadap percepatan penyembuhan luka.

Mengapa bisa demikian? Begini, terlalu banyak gula dapat menghancurkan sistem kekebalan dalam tubuh-dengan mengurangi sel darah putih. Di samping itu, gula mampu menghalau pembentukan kolagen. Padahal, kolagen merupakan unsur penting dalam penyembuhan luka.

American Heart Association (AHA) merekomendasikan bahwa konsumsi gula untuk anak-anak usia 2-18 tahun tidak boleh melebihi 6 sendok teh (25 gram). Hal ini bisa dihindarkan dengan mengurangi minuman yang mengandung gula yang banyak seperti minuman berperasa buah, minuman bersoda, serta kue kering.

Larangan Makanan yang Mengandung Rempah

Siapa yang tidak suka rempah? Kompisisinya mampu menjadikan makanan beraroma sedap dan berasa lezat. Namun, Ayah Bunda harus menekan penggunaan rempah-rempah di makanan si kecil yang baru sunat. Pasalnya, menurut studi yang dikeluarkan oleh jurnal Platelet tahun 2010, rempah-rempah semacam jahe dan kunyit bisa menghambat penyembuhan luka.

Luka jahitan atau pemotongan sirkumsisi merupakan luka luar. Untuk mempercepat penyembuhan atau pengeringan luka, diperlukan penggumpalan darah. Jika si kecil terlalu banyak mengonsumsi rempah-rempah, proses tersebut pasti terhambat.

Nah, itulah ulasan seputar pantangan makan setelah sirkumsisi. Kesimpulannya, Ayah Bunda tak perlu melarang si kecil untuk mengonsumsi berbagai makanan-selagi tidak mengandung gula dan rempah. Biarkan si kecil ceria setelah menghadapi prosesi sunat yang mungkin menyakitkan.

Jika Ayah Bunda ingin mengadakan acara sunat lagi, percayakan pada Klinik Sunat 123. Klinik Sunat 123 menyediakan metode sunat konvensional maupun dengan teknologi modern. Pun didukung oleh tim tenaga medis profesional dan andal.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi