Artikel Kesehatan, Artikel Sunat, Metode Sunat, Sunat Konvensional, Sunat Laser, Sunat Cauter, Sunat Klamp, Sunat Stapler, Sunat Lem
Sebagai sebuah aktivitas penunjang kesehatan yang telah dilegitimasi oleh agama dan budaya, sunat sudah tentu akrab dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir sebagian besar kaum laki-laki--mulai dari balita hingga dewasa--akan melakukan tradisi ini. Yakni sebuah tindakan memotong sebagian kulit penutup depan (kulup) penis.
Sunat menjadi tradisi yang hampir dilakukan oleh 100% umat muslim di Indonesia, utamanya laki-laki. Apalagi, hukum untuk melaksanakan khitan bagi laki-laki dalam mazhab Syafi'i yang dianut oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia adalah wajib. Dalam pelaksanaannya, para ulama mendorong agar sunat dilakukan ketika masih berusia anak.
Indonesia mengenal luas budaya sunat alias khitanan, terutama pada anak lelaki dari keluarga Muslim. Akan tetapi, khitanan ternyata sudah ada sejak dulu dalam tradisi berbagai suku. Mulai dari Aceh hingga Bugis, tradisi sunat dilakukan dengan berbagai alasan, seperti menjaga kesehatan serta menanam harapan baik terhadap anak.
Ayah Bunda tentu tidak asing lagi dengan khitan laser atau sunat laser. Sebenarnya, istilah sunat laser ini merupakan bentuk salah kaprah masyarakat dalam mengartikan metode sirkumsisi. Sunat laser sebenarnya memiliki nama asli metode kauter karena menggunakan alat bernama electric cauter yang prinsip kerjanya mirip mesin solder.
Praktik sunat pada wanita umum ditemukan di wilayah Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Sejak 1980-an, pelaksanaan sunat tersebut dikenal sebagai upaya untuk sejajar dengan laki-laki yang juga mengalami sunat. Sebagian lain menyebutkan bahwa sunat wanita adalah untuk kesopanan dan kecantikan.
Sebenarnya, kapan waktu yang tepat untuk khitan? Pasti Ayah Bunda pernah bertanya atau mendapatkan pertanyaan ini. Umumnya, orang tua di Indonesia akan mengkhitankan sang buah hati ketika usianya berada pada akhir SD atau awal SMP. Faktanya, khitan atau sunat memang bisa dilakukan kapan saja. Namun, ternyata, semakin bertambah usia, proses sunat akan menjadi lebih rumit. Penyembuhannya pun membutuhkan waktu yang terbilang lebih lama. Lalu, kapan waktu terbaik untuk khitan?
Problem kesehatan pria cukup beragam, khususnya yang mencakup terkait alat reproduksi. Untuk itu, pengetahuan terkait hal-hal yang berkaitan erat dengan kesehatan alat reproduksi pria sangat penting. Dengan pengetahuan tersebut, Anda bisa melakukan pencegahan terhadap problem kesehatan yang bisa muncul pada alat reproduksi.
Mengetahui lebih dalam mengenai bagian serta fungsi dari alat reproduksi pria merupakan hal yang sangat penting. Apalagi, pengetahuan ini merupakan bagian dari pendidikan seksual kepada anak. Dengan begitu, anak bisa berupaya untuk menjaga kesehatan alat reproduksi miliknya
Umumnya, sunat dilakukan ketika laki-laki menjelang menginjak usia remaja, atau bisa dikatakan akil balig. Meski begitu, tak sedikit pula pakar kesehatan yang menyarankan orang tua untuk mengkhitankan anak laki-laki mereka sedini mungkin. Terlepas dari rasa sakit yang diperoleh, sunat ternyata memiliki banyak manfaat, di antara adalah menjaga penis tetap bersih dan sehat serta mengurangi risiko terserang berbagai penyakit kelamin menular.
Fimosis pada bayi menjadi jenis kelainan yang bisa jadi akan sangat merepotkan. Apalagi, karena kelainan ini, si kecil bakal rewel karena merasa kesakitan saat buang air kecil. Kesakitan tersebut muncul karena adanya bagian kulup yang menutupi lubang penis si kecil, mengakibatkan urine tak bisa keluar dengan normal.
Karena berbagai alasan, banyak pria yang menunda sunat hingga dewasa. Rasa malu pun tak pelak muncul, sebab dalam budaya masyarakat Indonesia, sunat lazim dilakukan pada usia kanak-kanak hingga remaja sebagai bagian dari ritual keagamaan. Sebenarnya, Anda tak perlu malu saat memutuskan untuk sunat ketika dewasa. Baik untuk alasan agama maupun kesehatan, sunat sangat dianjurkan demi melindungi organ intim dari risiko berbagai penyakit berbahaya.
Sunat, atau yang juga disebut dengan sirkumsisi memiliki banyak metode. Mulai dari metode pembedahan atau yang lebih dikenal dengan sunat konvensional, sunat kauter/laser, klamp, hingga metode lem. Kini, hadir lagi metode sunat lainnya, yaitu metode sunat stapler. Metode terbaru ini disebut sebagai teknis sunat paling mutakhir. Apa alasannya?